Masbro mbaksis…
Usai sarapan dan nyuci²




Jalan kesana lumayan bagus, beraspal. Saya mengambil jalan sesuai “petunjuk” GPS, yaitu terdekat




Tiba di kawasan mata air atau sumber ini suasana cukup ramai. Ada sekolah yang sepertinya sedang mengadakan diklat disana. Sedikit melewati jalan setapak akhirnya saya memarkir motor ini bersama yang lain. ada beberapa warung sederhana yang menjual bakso dan gorengan sebelum masuk jalan setapak ke arah pintu masuk candi. Sementara di selatan parkiran ada toilet. Cukup lengkap untuk sebuah kawasan yang ada di kaki lereng gunung Arjuna ini. Saya mempersiapkan kamera dan sempat ambil foto sebelum masuk dan mengisi buku tamu di pos jaga

Terlihat Candi ini kecil dibandingkan dengan candi-candi yang pernah saya lihat sebelumnya. Bahkan untuk di sekitaran kota Malang sendiri. Candi ini “hanya” berukuran 6x6meter. Bujursangkar dibagian bawah dan diatasnya terdapat semacam stupa sebagaimana candi-candi Budha. Itupun tidak ada semacam tangga dari bagian bujur sangkar bawah untuk naik ke bagian stupanya. Jadi candi ini memang tidak seperti layaknya candi-candi yang lain, bisa di “daki”. Batuan yang dipakai juga relatif sama dengan candi-candi yang lain. Posisinya sendiri terletak di sebelah selatan dari keseluruhan area yang berpagar kawat berduri. Meski dikelilingi oleh rumput hijau, tapi di kanan kiri terdapat jalan berbatu yang relatif rata agar tidak selalu merusak rumput-rumput hijau disana. Disebelah selatan sebelah selatan paling timur ada bangunan kecil dibawah pohon, entah berfungsi untuk apa, tapi didalamnya terlihat air jernih mengalir. Sementara dibagian selatan tapi sisi sebelah barat ada cungkup terbuat dari kayu, sayang terkunci pagarnya. Sehingga nyobamoto tidak bisa masuk melihat detail plus njepret


Dibagian utara tengah ada tempat semacam altar pemujaan, mungkin disini dahulu Prabu Hayam Wuruk atau yang lain, melakukan ritual pemujaan. Terlihat ada beberapa dupa yang saat ini tersisa mungkin juga masih ada yang memanfaatkannya. Di sebelah utara pojok paling barat juga ada sumbar mata air yang juga jernih. Bahkan saat sebelum saya jepret, ada bapak-bapak yang mengambil air disitu. Beliau bilang, “nggak apa-apa mas minum air ini. Bersih dan sehat kok”, sembari mengambil satu botol tanggung dari bekas minuman mineral yang dibawanya. Sementara dibagian utara paling timur ada pos jaga, tempat saya tadi mengisi buku tamu saat pertam tadi datang

Beberapa kali juga njepret bunga di halaman candi. Sampai akhirnya kurang lebih selama satu jam saya berada disana. Akhirnya saya berkemas-kemas untuk pulang. Dan saat pulang saya mengambil rute yang lain, karena medan kedatangan tadi sangat WOW kalau saya memaksakan diri. Saya menyusuri kali kecil yang juga sangat jernih, dimana beberapa anak asyik mandi, sementara beberapa orang tua mencucui disana. Asyik perjalanan kemarin, murah tapi cukup memuaskan

Gimana nurut masbro? Ada juga-kah situs peninggalan jaman dahulu kala di sekitar sampéan? Monggo kalau ada…siapa tau saya tertarik dan ingin datang kesana










pict : semua doc pribadi
klik untuk memperbesar
Related Posts
- Wisata_Ke Pantai PAPUMA Jember
- Berkunjung ke PonPes BIHAARU BAHRI ‘ASALI FADLAAILIR RAHMAH Turen
- Wisata Taman Rekreasi SELECTA – Batu Malang
Filed under: Budaya Tagged: Budaya, budha, candi, gunung Arjuna, lereng, Malang, Singosari, situs, stupa
